Jumat, 07 Oktober 2011

Kajian Tafsir Perdana dan Wahyu Perdana

Kajian tafsir perdana yang telah direncanakan dan diharapkan sudah lama oleh rekan-rekan di Front 614 akhirnya terlaksana juga bersama Pak Kyai Muhtadin, dan insya Allah akan diadakan rutin setiap Jumat malam di tempat front 614.
Kajian tafsir Al-Quran diawali dengan mengkaji wahyu pertama yang Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Zibril saat calon Rasul dikala itu sedang tahanus (menyendiri) di gua hira. Penobatan sebagai Rasul Allah pun kepada Nabi Muhammad SAW diproklamirkan oleh malaikat Zibril yang disaksikan oleh jutaan malaikat. Tak terbayangkan bagaimana rasanya seorang manusia biasa berada di keheningan gua Hira yang sedang menapaki dan bermuhasabah keadaan masyarakat Mekah yang nyaris tak memiliki peradaban karena kejahiliahan terhadap nafsu manusiawinya yang sudah diluar batas. Tiba-tiba hadir malaikat membawa risalah besar untuknya.
Iqra......!!!
ya....Iqra....Bacalah....!!! 
Iqra.....sebuah kata perintah - fi'il 'Amar dalam wahyu perdana  Q.S. Al-'Alaq (96) ayat 1 memiliki makna yang luar biasa begitu luas. Allah Yang Maha Memilki Rancangan memerintahkan kepada kita umat manusia untuk dapat membaca tanda-tanda kebesaran-Nya dan dapat jeli membaca setiap keadaan yang terjadi di muka bumi ini.
Teringat waktu masih saya kecil, pertama mendengar penjelasan sejarah dari guru ngaji tentang Q.S. Al-Alaq ayat 1 ini sangat bingung, karena sangat ironis Nabi Muhammad SAW - seorang manusia yang 'umi (tidak bisa membaca) namun diperintahkan untuk membaca...ya, sebuah pemikiran yang sederhana saat itu.

Pak Kyai menyampaikan, seorang yang buta huruf bukan berarti tidak bisa membaca keadaan, tapi orang yang bisa baca tulis belum tentu juga bisa membaca (ngeuh) terhadap keadaan disekitarnya.
Kita seorang muslim harus mampu dan jeli terhadap setiap keadaan yang terjadi agar kita senantiasa mengembalikan semuanya kepada sejatinya kita sebagai hamba Allah SWT. 
Iqra bismirobbikaladzi kholaq....Bacalah dengan menyebut nama Rabmu yang telah menciptakan..
seorang muslim hendaknya setiap urusan harus dilandaskan karena Allah tiada yang lain sedikitpun. Sekecil apapun amalan kita...tidak ada yang sia-sia..semuanya akan tersimpan di dalam "software"nya Allah yang sangat luar biasa canggihnya.

Ayat kedua dari surat Al-'Alaq, Kholaqol insaana min 'alaq... Dia yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Dalam ayat kedua ini terdapat kata insaana yang artinya manusia memiliki kecenderungan lebih besar kepada kebaikan. Kadang sebagian orang lebih memilih dalih atau alasan bahwa manusia memiliki nafsu yang besar terhadap keburukan, dan mewajarkan diri jika mereka melakukan kesalahan, yang pada akhirnya menjadi "latah" dan kebiasaan terhadap prilaku buruk tersebut. Naudzubillah
Padahal kalau kita kaji dari ayat kedua surat Al-'Alaq di atas, subhanallah...manusia memiliki kecenderungan lebih besar kepada kebaikan, artinya kita mempunyai modal, dasar, dan peluang sangat besar untuk menjadi orang yang lebih berkualitas dihadapan Allah SWT.
Wallahu'alam....semoga pandangan yang saya serap dan didapat dari kajian tafsir ini relevan dengan tafsir-Nya. Semoga kita semua bisa menjadi muslim dan muslimah yang lebih berkualitas dihadapan Allah dan dapat lebih cerdas terhadap kejadian-kejadian yang ada (tidak "tidur" dan luput dengan "dunianya" masing-masing yang melenakan) sehingga kita bisa memposisikan diri untuk ikut andil dan berkontribusi untuk melakukan yang terbaik dihadapan Allah, tentunya semua diawali dengan Bismirobbika.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar